Begitu banyak kepercayaan leluhur di indonesia, terutama orang tionghua, dan juga banyak agama di indonesia, dan salah satunya adalah agama Buddha.
Tidak semua kepercayaan leluhur memiliki persamaan dengan yang dianut dalam agama, berikut adalah persamaan dan perbedaan kepercayaan leluhur dengan agama buddha :

PERSAMAAN

  1. Ceng Beng

cheng-beng-ziarah-kubur-leluhur-tradisi-china
Ceng Beng adalah sembahyang yang ditujukan untuk keluarga yang telah meninggal yang masih dikenali, terutama orang tua.
Ceng Beng yang jatuh setiap tanggal 5 April menurut penanggalan Masehi ini bukan hanya bertujuan untuk mendoa-kan, tetapi juga berkunjung ke makam, membersihkan makam, melempar kertas emas atau perak (Gin Cua/Kim Cua) untuk menandai makam keluarga mereka, lalu mendoakannya, dari sinilah maka Ceng Beng berarti Bersih dan Terang.
Dengan adanya tradisi ini, mengajarkan kita agar selalu berbakti kepada orang tua dan leluhur kita, meski sudah meninggal, mengingat jasa-jasanya yang teramat besar kepada kita, anak-anaknya.
Menurut agama Buddha sangatlah penting berbakti kepada orang tua, seperti pada Anguttara Nikaya Bab IV ayat 2, Sang Buddha menjelaskan :
“Meskipun seorang anak menggendong ayahnya dipundak kiri dan ibunya di pundak kanan selama seratus tahun, itupun belum cukup untuk membalas jasa kebaikan yang orangtua berikan.”
Dan dalam agama Buddha juga diajarkan untuk melakukan pelimpahan jasa untuk orang yang sudah meninggal dengan membacakan Pelimpahan Jasa (patti dana), yang terdapat padaDigha Nikaya III, 188bahwa apabila orangtua telah meninggal dunia hendaknya sebagai anak selalu melakukan pelimpahan jasa, yaitu berbuat baik atas nama orangtua yang sudah meninggal tersebut.


PERBEDAAN

  1. Feng Shui

9stepsfengshuipyramid
Feng shui menurut Wikipedia adalah ilmu topografi kuno dari Cina yang mempercayai bagaimana manusia dan surga (astronomi), serta bumi (geografi) dapat hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki kehidupan dengan menerima Qi positif. Qi terdapat di alam sebagai energi yang tidak terlihat. Qi dialirkan oleh angin dan berhenti ketika bertemu dengan air.
Menurut kepercayaan leluhur, Feng Shui mempengaruhi kemungkinan keberhasilan kehidupan seseorang, dan bisa diselaraskan dengan Feng Shui buatan.
Sedangkan dalam agama Buddha, takdir dan keberuntungan merupakan buah dan akibat karma (perbuatan) seseorang, takdir di kehidupan sekarang adalah buah dari karma dari kehidupan sebelumnya, dan untuk mengatur takdir hidup kita diperlukan upaya dan amal. Takdir seseorang bisa berubah secara alami ketika buah Karma perbuatan yang dia perbuat telah matang.
Seperti yang disabdakan Sang Buddha dalam Culakammavibhanga Sutta berikut :
“…Setiap makhluk adalah pemilik karmanya sendiri, pewaris karmanya sendiri, lahir dari karmanya sendiri, bersaudara dengan karmanya sendiri dan dilindungi oleh karmanya sendiri. Karma yang menentukan makhluk-makhluk, menjadikan mereka hina dan mulia.”
Majjhima Nikaya