Kho Wan Gie (1908 - 1983)
Kho
Wan Gie, salah satu tokoh perintis komik di Indonesia sebelum Ganesh TH,
komikus legendaris Indonesia dengan “Si Buta dari Gua Hantu”-nya (Ganesh TH
juga adalah seorang keturunan Tionghoa). Karya Kho Wan Gie, "Si Put
On" (mulai terbit pada 1931) adalah salah satu komik pertama di Indonesia
dan menjadi pelopor komik-komik humor di Indonesia. Komik yang menggambarkan
suasana kehidupan kaum Tionghoa di Indonesia pada masa itu.
Biografi singkat
tentang Kho Wan Gie
Kho Wan Gie (lahir di Indramayu,jawa Barat Tahun 1908 - wafat Mei 1983) adalah seorang komikus generasi pertama Indonesia yang karyanya mulai
diterbitkan pada tahun 1929. Karya awalnya, strip komik berjudul "Si Put On" adalah
salah satu komik pertama di Indonesia dan menjadi pelopor komik-komik humor di
Indonesia.
Sebagai seorang komikus, Kho Wan Gie jelas berhak
menyandang predikat yang istimewa, bukan hanya karena dirinya dianggap sebagai
“penduduk” Indonesia pertama yang membuat komik Indonesia, namun ia juga terus
berkarya sepanjang hidupnya sampai akhir hayatnya.
Kho Wan Gie terlahir di Indramayu pada bulan
Agustus tahun 1908, ia bersama dengan Siauw Tik Kwie atau
Otto Swatika, komikus Sie Djin Koei, mereka belajar seni lukis dari
pelukis Belanda Jan Franck dan H. Van Vethhuizen.
Pada tahun 1927, ia mencoba berkonsentrasi penuh
pada dunia lukis dengan meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai seorang pelayan
toko dan mulai bekerja pada majalah Panorama. Dua tahun kemudian ia
pindah ke harian Sin Po. Ang Jan Goan, pemilik surat kabar tersebut
kemudian memintanya untuk menggambar serial komik di hariannya. Mula-mula
karakter yang dipakai oleh Kho Wan Gie tidak memiliki nama tetap, baru pada
tanggal 17 Januari 1931, tokohnya diberi nama “Put On” alias “si
Gelisah”. Karakternya ini kemudian menjadi idola baru para pembaca Sin Po
yang kehadirannya ditunggu setiap hari Kamis. Apabila absen sekali saja, harian
ini akan mendapatkan banyak surat pertanyaan dari para pembacanya.
Riwayat hidup seorang karakter komik strip
biasanya akan ikut pada media tempat dia berada, pada masa pendudukan Jepang,
Jepang melarang semua media massa terbit, dan harus seizin dengan Jepang. Koran
Sin Po dibredel; terlebih lagi karena surat kabar ini memiliki
afiliasi kuat dengan Tiongkok. Setelah kemerdekaan, Put On kembali
berlanjut, kali ini melalui majalah Pantjawarna dan Wartha Bakti. Sampai
kemudian majalah-majalah tersebut dibredel pasca G30S karena beraliran kiri.
Kho Wan Kie kemudian memakai nama pena
Sopoiku, yang dalam bahasa Indonesia berarti “siapa itu”. Nama pena
tersebut memiliki berbagai tafsiran, antara lain bahwa Kho Wan Kie sebenarnya
ingin agar para pembacanya dulu segera mengenalnya beserta tulisannya.
Sebagai Kho Wan Gie, dia hanya membuat Put
On. Namun setelah majalah Wartha Bakti tempat Put On
berada dibredel. Dengan nama barunya Sopoiku justru menjadi lebih produktif dan
eksploratif dalam berkarya. Pasca G30S dia berhenti membuat Put On dan
membuat komik lain dengan karakter-karakter baru seperti Nona Agogo, Bolong
Jilu (Agen Rahasia 013), Dalip dan Dolop, dan Djali Tokcer.
Salah satu nilai kekuatan Kho Wan Gie dalam
berkomik ada pada dialeknya, Kho wan Gie cenderung memakai bahasa yang
santai, gaul, dan juga mencirikan identitas. Dalam Put On dialek
Melayu yang unsur Tionghoa-nya tampak sangat kental terutama pada masa sebelum
kemerdekaan. Dalam Djali Tokjer dialek betawinya yang terasa
kuat. Dari bahasa-bahasa yang dipakai dapat dilihat transisi dialek dari masa
ke masa.
Karakter Put On sebenarnya sangat
menarik karena menggambarkan bagaimana kehidupan peranakan Tionghoa di
Indonesia. Walaupun karakter Put On merupakan seorang keturunan
Tionghoa, namun karakter ini sangat nasionalis. Terlihat dengan bagaimana
karakter ini sangat mengidolakan Bung Karno dan juga selalu menghadiri upacara
17 agustus.
Dan yang menarik, pemuatan lagu Indonesia Raya karya WR Supratman di Harian Sin Po juga tak lepas dari jasanya. Menurut pihak keluarga, bahkan almarhum juga ikut berperan dalam penyusunan teks, sayang hal ini tidak pernah diungkapkan.
Menurut beliau, “Put On sebenarnya bukan nama China, melainkan nama permainan sejenis dam-dam-an dari bahasa Inggris.” Tak jadi soal karena kemudian si Put On yang awet membujang itu malah menjadi jauh lebih ngetop ketimbang pelukisnya.
Pada masa Orde Baru, karakter-karakter Kho Wan
Gie tidak ada yang menunjukan ciri-ciri etnis Tionghoa. Meski demikian dialek
yang ada pada komik-komiknya masih dengan kuat menggambarkan karakternya
sebagai seorang yang hidup di daerah Jakarta. Kho Wan Gie juga menjauhkan
komik-komiknya dari kehidupan-kehidupan glamor seperti yang banyak terjadi
dalam komik-komik roman remaja, suasana dalam komiknya lebih dekat dengan
masyarakat yang berada pada kelas menengah ke bawah.
Kho Wan Gie terus membuat komik dari tahun 1930
sampai akhir hayatnya di tahun 1983, dan hanya sempat terhenti pada masa
pemerintahan Jepang. Bisa dibilang Kho Wan Gie telah melewati berbagai
era di Indonesia, yaitu dari masa kolonial, masa
revolusi (perang pasca kemerdekaan – ed), “orde lama”, dan juga orde baru.
Meskipun Kho Wan Gie memakai nama samaran Sopoiku dalam berkarya, ia tidak
mengganti namanya dalam kehidupan pribadinya. Pada saat Kho Wan Gie meninggal,
koran-koran tetap mencantumkan nama aslinya.
Di usia tua, Oom Kho ganti nama jadi Sopoiku,
kadang juga Soponyono. Terus membuat komik strip si Pengky di halaman belakang
majalah Ria Film selama belasan tahun. Juga menerbitkan komik-komik lucu yang
menjadi spesialisasinya seperti Nona A Go Go, Jali Tokcer, Si Lemot dan Agen
Rahasia Bolong Jilu (013).
Kho Wan Gie meninggal dalam usia tua di
rumahnya yang asri di kawasan Kebun Jeruk, Mangga Besar, Jakarta Kota.
Gambar Komik PUT ON :
Website & blog refrensi Tokoh Tionghoa Kho Wan Gie :
- Kho Wan Gie - Tokoh Perintis Komik Indonesia (http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/1057-kho-wan-gie-tokoh-perintis-komik-indonesia)
- Biografi Kho Wan Gie (https://id.wikipedia.org/wiki/Kho_Wan_Gie)
- Kho Wan Gie: Orang-orang Tionghoa di Medan Komik Indonesia- bagian 2 (http://sekuensi.com/kho-wan-gie/)
Di buat oleh : Alberto Paulus Ciputra –
20140710269
Tidak ada komentar:
Posting Komentar